Fatale History (Part 6)

Fatale History (Part-6)

Author: Shim Min Ra.

Rating: PG-15.

Genre(s): Angst, Romance, Tragedy, School Life, Friendship, Drama.

Length: Series.

Main Cast: Kim Ki Bum (Super Junior), Song Seung Hyun (FT. Island), Shim Min Ra (Original Character).

Supporting Cast:Lee Ji Eun (IU), Lee Dong Hae (Super Junior), Ham Eun Jung (T-ara), Cho Kyu Hyun (Super Junior), Lee Chae Rin (CL’s 2NE1), Gong Min Ji (Minzy’s 2NE1).

-Author’s POV-

“Seunghyun-ah!” panggil Donghae yang berlari-lari kecil di koridor sekolah, berusaha menyusul temannya yang sudah berdiri beberapa meter di depannya.

Seunghyun menghentikan langkahnya, menoleh sebentar.

“Aku menemukan tempat bagus,” rangkul Donghae dari belakang, terlukis senyuman lebar di wajahnya.

“Aku punya janji,” tolak Seunghyun secara tidak langsung.

Donghae terbelalak, menatap Seunghyun waspada. “Janji? Janji apa? Apa janji itu lebih penting dariku?”

“Mwo? Kau ini bicara apa, sih?”

“Aku sudah susah payah menyediakan tempat yang bagus untukmu, tapi kau justru lebih mementingkan janjimu itu!” tutur Donghae yang terlihat sedikit kecewa. “Memangnya kau berjanji dengan siapa? Apa orang itu lebih penting dariku??”

“Donghae-ya…”

“Song Seunghyun, apa kau sadar kau mulai berubah akhir-akhir ini?” tuding Donghae. “Janji apa yang sampai membuatmu menolak ajakanku seperti ini?!”

Seunghyun terdiam sejenak, lalu ia tertunduk lemas. “Aniya… Janji itu tidak penting. Hanya saja aku membuat janji itu terlebih dahulu.”

Senyuman Donghae merekah. “Seharusnya kau bilang seperti itu dari awal! Besok kau bisa membuat janji yang sama dengan orang itu, kan?”

“Ne, geogjeong hajima.”

FATALEhistory-

Puluhan wanita meliuk-liukkan tubuhnya di antara para namja yang sedang menari, bermandikan pendar lampu yang menyoroti tubuh mereka dengan gemerlapnya. Dentuman musik yang menghentak-hentak, dentingan botol yang berasal dari meja bartender, asap rokok yang mengapung di udara sepintas lalu, dan adegan beberapa pasang kekasih yang berciuman mesra di sudut ruangan melengkapi keadaan nightclub malam ini.

“Aku tidak tertarik dengan tempat seperti ini,” ujar Seunghyun seraya melangkah masuk. “Kau tahu itu, kan?”

“Ini bukan seperti yang kau pikirkan,” sahut Donghae berbisik, lalu ia mendorong pelan punggung sahabatnya itu. “Kkaja, duduk saja dulu.”

Mereka berdua terduduk di depan meja bartender. Donghae segera memanggil salah satu bartender dan memesan minuman, disodorkannya segelas makkeoli ke hadapan Seunghyun dengan tenang. (T/N: makkeoli = sejenis wine Korea yang memberikan rasa mabuk berkali-kali lipat dari soju biasa)

“Minumlah,” ucap Donghae yang seakan-akan menganggap botol itu hanyalah minuman sehari-hari yang sering mereka minum.

“Ige mwoya?” tanya Seunghyun yang meraih minuman itu penuh keraguan.

“Minuman yang akan membawamu menuju surga,” jawab Donghae asal.

Atas suruhan Donghae, lima orang yeoja berpakaian minim menghampiri mereka berdua. Kelima yeoja itu tersenyum menggoda seraya mengelilingi Donghae dan Seunghyun. Tiga dari mereka mendekati Donghae, sementara dua wanita yang lainnya mengambil tempat di sebelah Seunghyun.

Salah seorang wanita yang berada di sebelah kanan Seunghyun menempelkan dagunya di atas pundak namja itu, sebelah tangannya meraih pinggang Seunghyun, mencoba memeluknya seduktif.

“Jangan mengganggunya,” seringai Donghae. “Dia itu pembenci yeoja.”

“Oh, jinjja??” pekik wanita itu tidak percaya. “Namja setampan ini benci dengan yeoja?”

“Bukankah kau yang benci dengan yeoja?” tanya Seunghyun, memutarbalikkan kata-kata Donghae. “Yang pasti, bukan aku.”

“Apa yang sedang kau bicarakan?” kekeh Donghae, mengecup pipi salah satu yeoja yang duduk di sebelahnya. “Aku ini masih suka dengan wanita.”

“Dia pasti masih menungguku…” gumam Seunghyun lirih.

“Mwo?”

Seunghyun bangkit berdiri dari kursinya. “Aniya.”

“Ya! Kau mau ke mana??” seru Donghae terkesiap, melihat Seunghyun pergi menjauh.

“Toilet.”

Donghae menatap kepergian Seunghyun dengan raut wajah yang kesal. Di tepisnya tangan-tangan yeoja yang memeluknya dengan kasar. Wanita-wanita itu terperanjat melihat kelakukan Donghae yang tiba-tiba berubah drastis.

“Jangan sentuh aku!” teriak Donghae garang.

FATALEhistory-

Minra duduk di salah satu kursi perpustakaan dekat jendela, tempat di mana Seunghyun sering mengajarinya kimia setiap sepulang sekolah. Ia memalingkan wajahnya ke arah jendela, memandang jauh ke luar gedung sekolah. Langit sudah gelap, diiringi dengan tenggelamnya matahari yang akan tergantikan oleh cahaya bulan yang redup. Sinar lampu-lampu temaram yang berdiri berjajar di luar sana sudah memainkan peran mereka. Dengan jenuh, Minra mengetukkan jemari lentiknya di atas meja. Membuat irama tersendiri di dalam perpustakaan yang mulai sunyi.

“Seunghyun belum datang?” tanya Kibum, menghempaskan dirinya di sebelah kursi yang ditempati Minra.

“Seperti yang kau lihat…” desah Minra dengan kelopak mata yang setengah tertutup, suaranya terdengar sangat lelah. “Mungkin aku akan kembali ke asrama saja.”

Kibum tersenyum simpul. “Apa aku saja yang mengajarimu?”

Minra terdiam, memandang Kibum sekilas. Lalu ia bangkit berdiri, membereskan semua buku catatannya yang berserakan di atas meja perpustakaan dan memasukkannya ke dalam tas.

“Tidak perlu,” ujar Minra singkat.

Begitu ia ingin melangkah pergi, Kibum menahan salah satu tangannya.

“Tolong lepaskan tanganku,” pinta Minra, masih menggunakan suara yang datar.

“Kalau aku tidak mau?” goda Kibum seraya menyunggingkan senyuman lembutnya, ia masih tetap menggenggam pergelangan tangan Minra.

“Kenapa kau terus melakukan ini padaku?” tanya Minra dengan tenang, berusaha untuk menahan emosinya.

“Kenapa, katamu?” balas Kibum yang juga bertanya, senyumannya berubah menjadi hambar. “Kalau aku tahu jawabannya, mungkin aku tidak akan menahanmu sekarang.”

“Kibum Seonbae, lepaskan tanganku.”

“Tangan ini…” gumam Kibum parau. “Tangan yang kukenal. Pergelangan tangan yang mungil, jari-jari yang lentik… benar-benar sama.”

Minra menarik kembali tangannya dengan kasar, membuang pandangannya ke arah lain. “Jangan melampaui batas, Seonbae. Kau punya yeoja chingu.”

“Kenapa kau selalu berpikir kalau aku sedang bermain-main denganmu?” tanya Kibum, ekspresinya berubah serius, membuat Minra sedikit bergidik. “Sudah kukatakan, kan? Dia bukan siapa-siapa bagiku. Aku hanya tertarik padamu.”

“W…wae?” tanya Minra dengan wajah yang sedikit memerah.

“Karena kau berbeda dari yang lainnya,” jawab Kibum tersenyum. “Kau terlihat seperti yeoja yang kompleks, tidak sebagaimana wanita yang lainnya akan berperilaku jika didekati olehku. Aku selalu berpikir… rahasia apa yang kau simpan di dalam hatimu.”

Minra tercengang kaget, debaran jantungnya mulai terdengar tak beraturan, wajahnya memucat membayangkan Kibum yang telah dapat meragukan fakta bahwa ia bukanlah IU yang asli. “A…aku tidak berbeda dengan yang lainnya.”

“Benarkah?” tanya Kibum tersenyum jahil.

“Lagipula, aku menolak menjadi mainanmu,” ucap Minra yang segera mengambil tasnya dan beranjak keluar dari perpustakaan.

“Jinjja…” lirih Kibum pelan, menempelkan dagunya di atas meja dengan wajah frustasi. “Dia tidak percaya padaku…”

FATALEhistory-

Lee Chaerin membuka pintu kamar Seunghyun dengan kunci duplikat yang di bawanya diam-diam. Ia melangkah masuk ke dalam, wajahnya terlihat tenang. Tidak ada ketakutan ataupun perasaan tegang yang tampak di sana. Jemarinya meraih ujung laci meja belajar Seunghyun, membukanya tanpa suara.

“Apa yang kau lakukan di sini?”

Chaerin menoleh dengan cepat setelah ia buru-buru menutup kembali laci tersebut. Dihembuskannya napas panjang begitu melihat Minzy yang ternyata mendatanginya. “Ah, aniya… Kau sendiri?”

“Aku kebetulan lewat dan melihatmu masuk ke dalam,” jelas Minzy, menatap mata CL dengan intens. “Jujurlah padaku. Kau tidak berbuat macam-macam, kan?”

“Sudah kubilang, aku tidak berbuat apa-apa!” seru Chaerin kesal sembari keluar dari sana.

“Chaerin-ah…”

FATALEhistory-

“Aneh…” desis Donghae risau. Ia mengedarkan pandangannya, mencari-cari sosok namja bertubuh tinggi yang duduk bersamanya setengah jam yang lalu. “Kenapa dia lama sekali?”

Ia buru-buru mengambil mantelnya, lalu berdiri dengan tampang gelisah.

Para wanita yang masih mengeliingi Donghae langsung menatapnya heran.

“Kau mau ke mana?” tanya salah satu wanita itu.

Donghae tidak memedulikan pertanyaan wanita tersebut. Ia terus berlari keluar dari tempat itu tanpa menoleh ke belakang. Firasatnya mengatakan bahwa Seunghyun sudah pergi dari tempat tersebut setengah jam yang lalu. Ia tidaklah bodoh sampai memercayai bahwa ada seorang namja yang memerlukan waktu lebih dari limabelas menit di dalam toilet.

Dikeluarkannya ponsel yang tersimpan di dalam sakunya dengan cepat, lalu ditekannya beberapa tombol yang akan menyambungkannya pada ponsel Seunghyun.

“Jeongmal!” gerutunya keki. “Kenapa dia tidak menjawabnya? Anak itu…”

FATALEhistory-

Salah satu kaki seorang namja sebisanya berpijak pada tepi balkon sebuah kamar, sedangkan satu kakinya lagi berusaha untuk melompati pembatas depan balkon tersebut. Setelah kedua kakinya berhasil masuk ke dalam balkon itu sepenuhnya, ia mencoba untuk membuka jendela kamar yang berada di hadapannya. Dihembuskannya napas lega ketika mengetahui bahwa ternyata jendela itu tidak di kunci. Tak berapa lama, usahanya pun membuahkan hasil.

Ia berjalan terhuyung-huyung ke arah salah satu tempat tidur yang berada tepat di dekat jendela, menyingkap selimut tebal yang sedang membungkus tubuh seorang gadis. Ia menyusupkan tubuhnya ke dalam selimut itu, membaringkan dirinya di sebelah sang gadis. Di dekapnya tubuh gadis yang sedang tertidur membelakanginya tersebut.

“Donghae-ya…” gumamnya secara tidak sadar, tepat di dekat telinga gadis itu. “Dingin…”

Gadis itu terbangun begitu menyadari bahwa seseorang berbisik di telinganya, ia lebih terkejut ketika merasa deruan napas pelan melewati tengkuknya. Ia memalingkan kepalanya perlahan, jantungnya berdetak cepat, mendapati bahwa Song Seunghyun tengah tertidur di sebelahnya. Tercium bau alkohol yang keras dari napas namja itu.

Seketika itu juga, berbagai macam pemikiran berkelebat dalam benak Minra. Pikiran dan tubuhnya tidak menyatu sama sekali, seakan-akan ia sedang berperang dengan pendapatnya sendiri. Ia harus melepaskan dirinya dari dekapan namja ini. Ia harus menyadarkannya dan berkata bahwa ini bukan kamarnya. Ia harus membawanya keluar dari sana sebelum Ham Eunjung yang tengah tertidur pulas di ranjang sebelahnya tidak menyadari hal ini. Minra cukup mengerti bahwa ini semua hanya kesalahan yang bodoh, tetapi entah kenapa tubuhnya tidak mau menuruti jalan pikirannya.

“Donghae-ya…” lirih Seunghyun yang semakin memperkuat pelukannya.

Bagaikan sihir, tangan Minra secara refleks mendorong tubuh namja tersebut dengan kencang. Ia berhasil melepaskan diri dari Seunghyun, akan tetapi Seunghyun belum tersadar. Justru namja itu hanya mengubah posisinya tubuhnya dengan mata yang masih terpejam.

“Seunghyun-ah, ireona!” desis Minra sembari menoleh pada Eunjung, memastikan bahwa teman sekamarnya masih berada di alam mimpi. “Ppalli!”

Seunghyun membuka matanya, namun ia masih tetap terbaring di atas ranjang Minra.

“Sadarlah, kamarmu bukan di sini!” geram Minra kesal sambil menunjuk ke arah pintu kamarnya. “Keluar sekarang juga.”

Dengan enggan, Seunghyun bangkit berdiri dan berjalan gontai ke arah pintu keluar. Namun begitu ia tiba di ambang pintu, tubuhnya kehilangan keseimbangan karena pengaruh alkohol yang di minumnya tadi. Ia mulai terhuyung ke belakang, sehingga Minra terpaksa merangkulnya dan memapahnya menuju kamarnya di lantai tiga.

“Kepalaku… pusing…” ujarnya parau.

“Tahanlah!” tanggap Minra yang terlihat kesulitan memapah namja yang lebih tinggi darinya. “Kau berat sekali…”

Minra mendaki anak tangga yang akan membawanya ke kamar para murid laki-laki. Napasnya terengah-engah, tenaganya terkuras habis karena menjadi penopang tubuh Seunghyun. Menaiki satu anak tangga bagaikan mendaki satu gunung yang amat sangat tinggi.

Begitu mereka berdua tiba pada anak tangga terakhir, terlihat Donghae yang tengah menatap sengit ke arah mereka. Ia berdiri dengan sorot matanya yang angkuh, bersandar pada tepi pembatas tangga yang terletak di atas sana. Ia memang sudah memerhatikan mereka berdua cukup lama, tetapi ia tidak berniat untuk membantu Minra sama sekali.

FATALEhistory-

Seperti biasanya. Lagi-lagi lorong sekolah di pagi hari telah penuh dengan beberapa murid yang sedang berdiri dan bergosip dengan sekumpulan anak muda yang lainnya. Minzy yang melihat hal itu hanya menggelengkan kepalanya sekilas, lalu ia berusaha untuk melewati kerumunan itu secepatnya.

Namun langkahnya terhambat ketika ia mendengar nama yang cukup berpengaruh di sekolahnya, Song Seunghyun, ikut menjadi bahan gosip mereka.

“Apa kau sudah dengar? Barang-barang Seunghyun di curi.”

“Mwo? Di sekolah yang elite seperti ini masih ada yang namanya pencuri??”

“Di curi? Kau yakin? Mungkin saja barang-barangnya memang hilang begitu saja.”

“Ah, tidak ada bedanya! Pasti Seonsaengnim akan menginterogasi kita juga, kan?”

Minzy tercengang. Ia terpaku pada tempatnya berdiri sekarang. Ingatannya kembali bekerja, memutar ulang adegan pada saat ia menangkap basah CL yang membuka laci Seunghyun di kamarnya.

Daya pikirnya cukup cepat. Sepasang kakinya langsung berlari menuju gedung asrama tanpa menghiraukan bel sekolah yang sudah berbunyi, menandakan bahwa seluruh murid harus memasuki kelas. Hanya dengan kesempatan ini, ia akan menemukan kebenaran. Hanya saat di mana teman sekamarnya, CL, tidak ada di asrama. Hanya saat di mana seluruh siswa berada di dalam gedung sekolah, ia akan bebas menggeledah seluruh isi kamarnya.

Di bongkarnya seluruh lemari pakaian CL dan tempat tidurnya. Frustasi karena tidak dapat menemukan satu barang pun yang dapat di pakainya sebagai bukti. Sepasang matanya mendelik ke arah meja belajar CL yang memiliki laci kecil di bawahnya. Segera di bukanya laci berukuran kecil tersebut.

Matanya membulat. Di sana—di dalam laci itu, terdapat sepuluh, limabelas pena yang berserakan. Di semua pena itu, tertulis sebuah nama yang sudah tidak asing lagi di telinganya. Song Seunghyun. Tidak salah lagi, dialah pemilik semua pena tersebut.

Kemarahan Minzy memuncak. Diingatnya beberapa kalimat CL yang dulu pernah dikatakannya.

“Geumanhae… Namja seperti Kibum tidak akan serius dengan orang seperti kita. Pada akhirnya, hanya kau sendiri yang akan terluka.”

“Geogjeong hajima, aku juga tidak serius dengannya. Lagipula, aku tidak akan menikamnya dengan pisau seperti yang kau lakukan waktu itu.”

“Pembohong… Kau pembohong, Chaerin-ah…” lirih Minzy sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

FATALEhistory-

“Geurae, sekarang tolong semuanya tinggalkan ruangan ini…” komando salah satu guru yang sedang ditugaskan untuk memeriksa setiap barang bawaan seluruh murid mereka.

“Jadi kita harus ke mana, Seonsaengnim?” tanya Kyuhyun sembari mengangkat tangannya.

“Bolehkah aku tidur siang di ruang kesehatan?” celetuk Donghae. “Uang saku bulananku hampir habis, jadi aku tidak mungkin pergi keluar sekolah.”

“Aku akan membaca buku di luar,” ujar Minra yang langsung membawa salah satu novelnya dan keluar dari kelas.

Guru tersebut menggeleng-gelengkan kepalanya, heran dengan kelakuan murid-murid di sekolah ini yang selalu bersikap sesuka hati mereka.

“Kau mau ke mana?” tanya Seunghyun, mengikuti Minra yang berjalan keluar. “Kau harus ikut denganku ke perpustakaan. Kau pikir kau bisa kabur dariku?”

Minra menoleh ke arahnya sekilas. Pikirannya kembali melayang pada kejadian semalam ketika ia memandang wajah Seunghyun. Otomatis ia menjatuhkan pandangannya begitu saja, berusaha menyembunyikan rona merah di wajahnya.

Seunghyun mendekatinya, mencoba untuk melihat wajah Minra dari dekat. “Wae geurae? Mukamu memerah.”

“Anni! Aniya!!” sahut Minra gelagapan, lalu ia secepat mungkin mengganti topik pembicaraan. “Kenapa kau tidak bersama dengan Donghae dan Kyuhyun hari ini?”

“Tidak mungkin. Kita bahkan kehilangan jam belajar kemarin, jadi hari ini aku akan mengajarimu lebih lama.”

Minra terdiam, ia tertunduk seraya menatap Seunghyun ragu. “Apa… Apa mungkin kau mengingat kejadian semalam?”

“Semalam?” ulangnya tidak mengerti, lalu ia kembali memasang tampang dingin. “Ne, aku mengingatnya.”

Di pandangnya Seunghyun dalam diam. Ia sadar bahwa Seunghyun telah berbohong padanya. Perasaannya sangat yakin bahwa namja ini sama sekali tidak bisa mengingat apa-apa. Kekecewaan tergambar jelas di wajahnya. Padahal ia bisa mengingat semuanya begitu nyata, tetapi Seunghyun justru bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara mereka berdua. Ia bimbang. Apakah Seunghyun benar-benar tidak bisa mengingatnya? Ataukah Seunghyun memang tidak peduli dengan hal ini meskipun ia mengingat kejadian semalam?

“Kenapa kau bertanya seperti ini tiba-tiba?” tanya Seunghyun heran.

“Aniya, aku hanya bertanya-tanya ke mana kau pergi semalam…”

“Dwaesseo, sudah kubilang aku akan mengajarimu hari ini.”

“Ah, aku tidak menyalahkanmu sama sekali…” sergah Minra cepat sebelum terjadi kesalahpahaman. “Aigoo, cepat sekali kau marah…”

“Mwo?!”

“Mian, mian…”

“Pinjam,” tukas Seunghyun yang langsung menyambar pena di dalam saku Minra. “Aku lupa membeli yang baru.”

“Bukankah kau pernah bilang kalau penamu hilang?” tanya Minra memastikan. “Apa kau belum berhasil menemukannya?”

“Kau tidak mengerti juga rupanya…” desah Seunghyun. “Begitu kau kehilangan salah satu barangmu di sekolah ini, barang itu selamanya akan pergi. Jadi lebih baik, lupakan tentang barang itu dan melangkah ke depan.”

Keresahan yang ada di dalam benak Minra kembali menjadi-jadi. Ia mengetahui pelakunya, namun kecurigaannya sendiri terkalahkan oleh keraguan yang muncul secara tiba-tiba. Pada saat ia berada di kelas di pagi hari, ia memang pernah memergoki CL yang menatap meja Seunghyun. Tetapi bukti yang seperti ini masih belum kuat untuk menjadikan CL pelaku di balik semua ini. Lagipula, ia masih bimbang dengan nalurinya sendiri. Ia harus memberitahu siapa jika ia berhasil menemukan pelakunya? Seunghyun? CL? Atau… Kibum? Kepada siapa ia harus menyampaikan hal ini?

FATALEhistory-

Jarum jam berputar dengan cepat, lalu berhenti di angka tujuh. Waktu berlalu begitu saja tanpa dirasakan oleh seluruh murid. Mereka semua berlarian menuju ruang makan asrama, tidak sabar untuk menanti hidangan makan malam yang akan disediakan beberapa menit lagi. Tanpa di perintah, seluruh murid sudah pasti akan berkumpul di ruangan tersebut. Namun di antara semuanya, Hansung Science High School kehilangan salah satu siswi mereka pada setiap jam makan malam. Hampir tidak ada yang pernah menyadari hal ini.

Siswi tersebut memasuki kamar namja yang sedang kosong. Ia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang namja itu. Dilepaskannya sepatu yang masih di pakainya sampai sekarang. Dengan penuh senyuman, ia meraba-raba ranjang tersebut dengan ujung-ujung jarinya. Kemudian, ia membaringkan dirinya sendiri tanpa melewatkan kesempatan bahwa sang pemilik kamar sedang berada di ruang makan sekarang.

FATALEhistory-

“Kenapa Seunghyun belum datang?” tanya Kyuhyun seraya membaca koran yang sengaja di bawanya dari kamar. “Dia tidak mau makan malam?”

“Dia ada janji dengan seseorang!” ketus Donghae yang meneguk teh hangatnya dengan penuh amarah.

“Hmm… Annyeong,” ujar Minzy yang baru saja datang dan berdiri di samping meja makan yang sedang ditempati Donghae dan Kyuhyun.

“Wae geurae?” tanya Donghae datar.

“Aku ingin bicara denganmu,” ungkap Minzy pada Donghae dengan nada suara yang begitu serius.

“Katakan saja sekarang,” ucap Donghae cuek.

“Lee Chaerin…” kata Minzy tertahan. “Dia yang selama ini mencuri semua barang-barang Seunghyun.”

“Mwo?!!” seru Kyuhyun dan Donghae serentak, mereka berdua terlonjak kaget mendengar hal ini.

“Aku tahu yang dilakukannya adalah tindakan kriminal,” lanjut Minzy pelan. “Aku tahu bahwa semua murid di sini harus menyadari di mana posisi dan status mereka berada. Apa kau setuju denganku, Lee Donghae? Kurasa… aku harus memberitahukan semuanya padamu yang merupakan teman terdekat Seunghyun.”

“Dwaesseo,” tukas Donghae. “Aku mengerti. Kau sudah melakukan tindakan yang tepat dengan memberitahu kami terlebih dulu.”

Tanpa mereka berdua sadari, Minzy tersenyum samar sembari berpamitan dari sana.

“Kyuhyun-ah, aku harus pergi,” ucap Donghae sambil bangkit berdiri dari kursinya.

“Mwo?? Ya! Donghae-ya…” panik Kyuhyun yang belum sempat menghabiskan semua makanannya. “Aishh! Jinjja… Lagi-lagi aku di tinggal sendiri.”

FATALEhistory-

“Kau mau ke mana?” tanya Minra yang terheran-heran ketika menyadari bahwa Seunghyun sudah bergegas keluar dari perpustakaan. “Kita harus kembali ke asrama secepatnya sebelum acara makan malam berakhir.”

“Aku mau membeli pena,” jawab Seunghyun enteng.

“Mau kutemani?” tawar Minra.

Seunghyun mendelik cepat ke arah Minra, menandakan bahwa ia sama sekali tidak ingin di ganggu siapapun saat ini.

“Ara, arasseo,” cibir Minra kecewa. “Kau pergi saja sendiri. Jinjja… Kau tidak perlu memasang tampang seperti itu, kan?”

“Shikkeuro,” potong Seunghyun yang kemudian berlalu dari hadapan Minra.

Minra menghela napas, lalu ia mempercepat jalannya menuju gedung asrama. Sejenak, ia masih sempat berpikir untuk mandi terlebih dahulu sebelum bergabung dengan Eunjung di ruang makan asrama. Dengan keputusan yang sudah bulat, Minra melangkah pasti menuju kamarnya. Namun, suara teriakan wanita yang melengking tinggi dari atas menarik perhatiannya. Ia pun membatalkan rencananya dan bergerak menaiki tangga menuju lantai tiga untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Begitu ia sampai di atas, para murid sudah berjajar di tepi lorong asrama. Semua murid itu memandang ke satu arah dengan wajah tegang. Minra mengikuti arah pandangan mereka, menuju ke arah Donghae yang tengah menyeret tubuh Chaerin di sepanjang koridor asrama. Parahnya, CL tidak di seret layaknya manusia. Donghae menyangkut-nyangkutkan jemarinya ke rambut CL, menjambaknya seraya berlari. Membuat rambut CL dan badannya otomatis tertarik ke mana pun Donghae membawanya.

“AAAAAARRGGHHH!” pekik CL kesakitan. Wajahnya telah penuh dengan luka dan darah karena terbentur lantai dan dinding. Rambutnya kusut, bahkan beberapa helai rambut pirangnya yang jatuh dapat ditemukan di sepanjang lantai koridor asrama.

“Apa yang sedang terjadi??” seru Minra, memberanikan diri untuk bertanya di hadapan banyak orang.

“Kalau kau tidak tahu apapun, jangan ikut campur,” respons Donghae, menghentikan langkahnya.

Minra berjalan ke arahnya dengan cepat, lalu di pegangnya pergelangan tangan Donghae. “Lepaskan dia. Memangnya dia salah apa?”

“DIA TERTIDUR DI ATAS RANJANG SEUNGHYUN!” teriak Donghae, tidak mampu untuk menahan emosinya.

“Lalu kenapa??” tantang Minra. “Ini bukan masalah besar! Memangnya Seunghyun akan terluka kalau ranjangnya di pakai oleh CL?!”

“Bukan masalah besar??” ulang Donghae yang semakin kesal. “Yeoja ini harus mengetahui di mana tempat dan posisinya berdiri! Di tambah lagi, kudengar yeoja ini juga mencuri barang-barang milik Seunghyun. Ini namanya pelecehan!!”

Minra mematung. Ia tercengang, sedikit heran dengan kenyataan yang ada. Dari mana Donghae mengetahui bahwa CL yang mencuri semua barang-barang Seunghyun? Siapa yang telah memberitahunya?

FATALEhistory-

<TBC>

Tagged: , , , , , , , , , , , ,

Leave a comment